Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang dimaksudkan
untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam menggunakan hak
pilih. Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang seluas-luasnya
dimana mereka ditempatkan sebagai pelopor (pioneer) demokrasi bagi
komunitasnya. Relawan demokrasi menjadi mitra KPU dalam menjalankan
agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis kabupaten/kota. Bentuk
peran serta masyarakat ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya
kesadaran tinggi serta tanggung jawab penuh masyarakat untuk menggunakan
haknya dalam pemilu secara optimal.
Program relawan demokrasi muncul juga dilatarbelakangi oleh inflasi
kualitas memilih. Tanpa mengabaikan apresiasi kepada pemilih yang
menggunakan hak pilihnya secara cerdas, sebagian pemilih kita terjebak dalam
pragmatisme. Tidak semua pemilih datang ke TPS atas idealisme tertentu
tetapi ada yang didasarkan pada kalkulasi untung rugi yang sifatnya material,
seperti mendapatkan uang dan barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Pragmatisme pemilih ini sebagian disumbang oleh tingkat literasi politik yang
relatif rendah, melemahnya kesukarelaan masyarakat (voluntarisme) dalam
agenda pencerdasan demokrasi, dan masifnya politik tuna ide dari kontestan
pemilu.
Program Relawan Demokrasi yang digagas KPU melibatkan kelompok
masyarakat yang berasal dari 5 (lima) segmen pemilih strategis yaitu pemilih
pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan
kelompok pinggiran. Pelopor-pelopor demokrasi akan dibentuk di setiap
segmen yang kemudian menjadi penyuluh pada setiap komunitasnya.
Segmentasi itu dilakukan dengan kesadaran bahwa tidak semua komunitas
mampu dijangkau oleh program KPU. Selain itu segmentasi tersebut adalah
strategis baik dari sisi kuantitas maupun pengaruhnya dalam dinamika sosial-politik berbangsa dan bernegara.
untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam menggunakan hak
pilih. Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang seluas-luasnya
dimana mereka ditempatkan sebagai pelopor (pioneer) demokrasi bagi
komunitasnya. Relawan demokrasi menjadi mitra KPU dalam menjalankan
agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis kabupaten/kota. Bentuk
peran serta masyarakat ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya
kesadaran tinggi serta tanggung jawab penuh masyarakat untuk menggunakan
haknya dalam pemilu secara optimal.
Program relawan demokrasi dilatarbelakangi oleh partisipasi pemilih
yang cenderung menurun. Tiga pemilu nasional terakhir dan pelaksanaan
pemilukada di berbagai daerah menunjukkan indikasi itu. Pada pemilu nasional
misalnya, yaitu pemilu 1999 (92%), pemilu 2004 (84%) dan pemilu 2009 (71%)
menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan
kesuksesan Pemilu 2014. Banyak faktor yang menjadikan tingkat partisipasi
mengalami tren penurunan, di antaranya adalah jenuh dengan frekuensi
penyelenggaraan pemilu yang tinggi, ketidakpuasan atas kinerja sistem politik
yang tidak memberikan perbaikan kualitas hidup, mal-administrasi
penyelenggaraan pemilu, adanya paham keagamaan anti demokrasi, dan
melemahnya kesadaraan masyarakat tentang pentingnya pemilu sebagai
instrumen transformasi sosial, dan lain sebagainya.
Program relawan demokrasi muncul juga dilatarbelakangi oleh inflasi
kualitas memilih. Tanpa mengabaikan apresiasi kepada pemilih yang
menggunakan hak pilihnya secara cerdas, sebagian pemilih kita terjebak dalam
pragmatisme. Tidak semua pemilih datang ke TPS atas idealisme tertentu
tetapi ada yang didasarkan pada kalkulasi untung rugi yang sifatnya material,
seperti mendapatkan uang dan barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Pragmatisme pemilih ini sebagian disumbang oleh tingkat literasi politik yang
relatif rendah, melemahnya kesukarelaan masyarakat (voluntarisme) dalam
agenda pencerdasan demokrasi, dan masifnya politik tuna ide dari kontestan
pemilu.
Pemilu 2014 mesti menjadi titik balik persoalan partisipasi pemilih yang
sebelumnya ada. Angka partisipasi memilih harus meningkat dan inflasi
kualitas memilih harus dipulihkan bahwasanya memilih adalah tindakan politik
yang mulia. KPU bersama komponen bangsa lainnya memiliki tanggung jawab
yang besar untuk memastikan titik balik itu terwujud.
Program Relawan Demokrasi yang digagas KPU melibatkan kelompok
masyarakat yang berasal dari 5 (lima) segmen pemilih strategis yaitu pemilih
pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan
kelompok pinggiran. Pelopor-pelopor demokrasi akan dibentuk di setiap
segmen yang kemudian menjadi penyuluh pada setiap komunitasnya.
Segmentasi itu dilakukan dengan kesadaran bahwa tidak semua komunitas
mampu dijangkau oleh program KPU. Selain itu segmentasi tersebut adalah
strategis baik dari sisi kuantitas maupun pengaruhnya dalam dinamika sosial-politik berbangsa dan bernegara.
Program Relawan Demokrasi diharapkan mampu menumbuhkan
kembali kesadaran positif terhadap pentingnya pemilu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya relawan demokrasi ini dapat
menggerakan masyarakat tempat mereka berada, agar mau menggunakan hak
pilihnya dengan bijaksana serta penuh tanggung jawab, sehingga partisipasi
pemilih dan kualitas Pemilu 2014 dapat lebih baik dibandingkan pemilu-pemilu
0 komentar:
Post a Comment