Monday 9 December 2013

Program  relawan  demokrasi  adalah  gerakan  sosial  yang  dimaksudkan
untuk  meningkatkan  partisipasi  dan  kualitas  pemilih  dalam  menggunakan  hak
pilih.  Program  ini  melibatkan  peran  serta  masyarakat  yang  seluas-luasnya
dimana  mereka  ditempatkan  sebagai  pelopor  (pioneer)  demokrasi  bagi
komunitasnya.  Relawan  demokrasi  menjadi  mitra  KPU  dalam  menjalankan
agenda  sosialisasi  dan  pendidikan  pemilih  berbasis  kabupaten/kota.  Bentuk
peran  serta  masyarakat  ini  diharapkan  mampu  mendorong  tumbuhnya
kesadaran tinggi serta tanggung jawab penuh masyarakat untuk menggunakan
haknya dalam pemilu secara optimal. 

Program  relawan  demokrasi  dilatarbelakangi  oleh  partisipasi  pemilih
yang  cenderung  menurun.  Tiga  pemilu  nasional  terakhir  dan  pelaksanaan
pemilukada di berbagai daerah menunjukkan indikasi itu. Pada pemilu nasional
misalnya, yaitu pemilu  1999 (92%), pemilu 2004 (84%) dan pemilu 2009 (71%)
menjadi  salah  satu  tantangan  yang  dihadapi  dalam  upaya  untuk  mewujudkan
kesuksesan  Pemilu  2014.  Banyak  faktor  yang  menjadikan  tingkat  partisipasi
mengalami  tren  penurunan,  di  antaranya  adalah  jenuh  dengan  frekuensi
penyelenggaraan  pemilu  yang  tinggi,  ketidakpuasan  atas  kinerja  sistem  politik
yang  tidak  memberikan  perbaikan  kualitas  hidup,  mal-administrasi
penyelenggaraan  pemilu,  adanya  paham  keagamaan  anti  demokrasi,  dan
melemahnya  kesadaraan  masyarakat  tentang  pentingnya  pemilu  sebagai
instrumen transformasi sosial, dan lain sebagainya.

Program  relawan  demokrasi  muncul  juga  dilatarbelakangi  oleh  inflasi
kualitas  memilih.  Tanpa  mengabaikan  apresiasi  kepada  pemilih  yang
menggunakan hak pilihnya secara cerdas, sebagian pemilih kita terjebak dalam
pragmatisme.  Tidak  semua  pemilih  datang  ke  TPS  atas  idealisme  tertentu
tetapi  ada  yang  didasarkan  pada  kalkulasi  untung  rugi  yang  sifatnya  material,
seperti  mendapatkan  uang  dan  barang-barang  kebutuhan  hidup  sehari-hari. 
Pragmatisme  pemilih  ini  sebagian  disumbang  oleh  tingkat  literasi  politik  yang
relatif  rendah,  melemahnya  kesukarelaan  masyarakat  (voluntarisme)  dalam
agenda  pencerdasan  demokrasi,  dan  masifnya  politik  tuna  ide  dari  kontestan
pemilu.
Pemilu 2014 mesti menjadi titik balik persoalan partisipasi pemilih yang
sebelumnya  ada.  Angka  partisipasi  memilih  harus  meningkat  dan  inflasi
kualitas memilih harus dipulihkan bahwasanya memilih adalah tindakan politik
yang  mulia. KPU  bersama komponen  bangsa lainnya memiliki tanggung jawab
yang besar untuk memastikan titik balik itu terwujud.
 
Program  Relawan  Demokrasi    yang  digagas  KPU  melibatkan  kelompok
masyarakat  yang  berasal  dari  5  (lima)  segmen  pemilih  strategis  yaitu  pemilih
pemula,  kelompok  agama,  kelompok  perempuan,  penyandang  disabilitas  dan
kelompok  pinggiran.  Pelopor-pelopor  demokrasi  akan  dibentuk  di  setiap
segmen  yang  kemudian  menjadi  penyuluh  pada  setiap  komunitasnya.
Segmentasi  itu  dilakukan  dengan  kesadaran  bahwa  tidak  semua  komunitas
mampu  dijangkau  oleh  program  KPU.  Selain  itu  segmentasi  tersebut  adalah
strategis  baik  dari  sisi  kuantitas  maupun  pengaruhnya  dalam  dinamika  sosial-politik berbangsa dan bernegara. 

Program  Relawan  Demokrasi  diharapkan  mampu  menumbuhkan
kembali  kesadaran  positif  terhadap  pentingnya  pemilu  dalam  kehidupan
berbangsa  dan  bernegara.  Pada  akhirnya  relawan  demokrasi  ini  dapat
menggerakan masyarakat tempat mereka berada, agar mau menggunakan hak
pilihnya  dengan  bijaksana  serta  penuh  tanggung  jawab,  sehingga  partisipasi
pemilih dan kualitas Pemilu 2014 dapat lebih baik dibandingkan pemilu-pemilu
sebelumnya.

Categories:

0 komentar:

Post a Comment